Rabu, 19 Agustus 2009

puisi aadc

Puisi yang dilombain Cinta

Ketika tunas ini tumbuh Serupa tubuh yang mengakar Setiap nafas yang berhembus adalah kata Angan, debur, dan emosi bersatu dalam jubah hitam legam Tangan kita terikat Lidah kita menyatu, Maka setiap kata terucap adalah sabda sang penjaga malam Di luar itu takdir Di luar itu debu Hanya angin menyapu saja Lalu terbang hilang kemana Tapi kita tetap menari Menari selamanya Tubuh ini tandu Maka duduk saja Karena akan kita bawa semua Karena.. kita.. adalah.. satu..

Puisinya Rangga

Kulari ke hutan kemudian teriakku Kulari ke pantai kemudian menyanyiku Sepi.. Sepi dan sendiri aku benci Aku ingin hingar Aku mau di pasar Bosan aku dengan penat Dan enyah saja kau pekat Seperti berjelaga jika aku sendiri Pecahkan saja gelasnya! Biar ramai Biar mengaduh sampai gaduh Ada malaikat kecil Menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih Mengapa tak goyangkan saja loncengnya? Biar terdera Atau aku harus lari ke hutan Belok ke pantai?

Puisi Rangga untuk Cinta

perempuan datang atas nama cinta, bunda pergi karna cinta. digenangi air racun jingga dlm wajahmu. seperti bulan lelap tidur dihatimu yg berdinding kelam & kedinginan. ada apa dengannya? tinggalkan hati utk dicaci. lalu sekali ini aku lihat tanda surga dari seorang hawa, ada apa dengan cinta?? tapi aku pasti akan kembali pada satu purnama untuk mempertanyakan kembali cintanya, bukan untuknya! bukan untuk siapa!
tapi untukku! karena aku ingin kamu
itu saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar