Jumat, 04 Desember 2009

curhat

[curhat] “karena aku sangat sayang kamu”
“kenapa kamu selalu baik?. Kamu bahkan selalu merasa kawatir dan berusaha menjagaku semampumu. Kenapa kamu selalu berusaha sekuat tenaga, mengerahkan semua kemampuan yang kamu punya hanya untuk bisa menolongku? membuatku tertawa dan merasa tidak pernah sendirian? Aku bahkan takpernah mampu membalas semua itu. Apa kamu tidak lelah?“ Pertanyaan itu dibalas dengan sebuah jawaban sederhana namun penuh makna. “karena aku sangat sayang sama kamu. Itu semua aku lakukan dengan hati. Dan pekerjaan yang dilakukan dengan hati tidak akan pernah terasa lelah”. Jawaban itupun dibaca dengan sebuah tatapan kosong sambil tertegun. bahkan, saat aku tidak bisa membalas apapun dan memilih orang lain sebagai seseorang yang lebih baik, apakah kamu masih akan tetap menyayangiku?” kali ini pertanyaan itu dibalas dengan yakin “ iya. Sampai kamu menikah nantipun, Aku akan tetap menyayangimu, hanya saja kadar dan juga koridornya berbeda. Karna sekarangpun, saat kamu ada bersamanya, aku masih selalu ada untuk kamu. Dan aku yakin… kamu bisa merasakannya”. Jawaban itu kini dibalas dengan buliran buliran air mata. Haru.
beruntung karena menemukan seseorang yang menyayanginya seperti cerita diatas. Yap, setidaknya aku merasa demikian. Mencintai seseorang seperti itu pastilah tidak mudah, tidak bisa dilakukan oleh semua orang karena luka yang terasa pastinya sangat dalam. Butuh keberanian dan ketulusan untuk bisa seperti apa yang orang itu lakukan.
Apa kamu juga pernah menemukan seseorang yang menyayangi kamu seperti itu?. Seseorang yang bahkan selalu ada untuk kamu, meskipun kamu tidak pernah bisa membalas apa yang dia berikan. apa yang kamu rasakan? merasa beruntung karena dicintai setulus tadi?, atakukan merasakan sebuah kebingungan yang dalam karena ternyata semua cinta yang terlibat didalamnya hanya akan membuatmu terjebak dalam hal yang jauh dari keridaanNYA?. Ah.. sahabatku, maafkan Aku. Sungguh,kali ini aku benar benar merasa buntu untuk mengulas apa yang terjadi kepadamu. Bukan karena aku tidak mau, tapi pada akhirnya semua ada dalam hatimu sendiri. Yang jelas, aku bisa melihat ketulusan darinya yang diberikan kepadamu dengan tetap menghormatimu sebagai seorang akhwat. Semuanya kembali kepadamu. Dan mintalah Dia untuk bisa memilihkanmu yang terbaik karena pada akhirnya kamu harus tetap memilih.
sebuah doa: “ya raab.. jika memang dia adalah seseorang yang terbaik bagi hamba, menunjukan hamba ke jalanMU, membuat hamba makin mencintaiMU, maka tutupkanlah hati hamba bagi ikhwan yang lain dan tunjukanlah jalan dimana kami bisa tetap menjaga diri di jalanMU. Namun, jika dia bukanlah seseorang yang terbaik untuk hamba. Maka tutupkanlah pintu hati kami berdua dan berikanlah pengganti yang terbaik disisiMu”.Amin.-wallohualam ada buku yg inset di covernya tertulis begini” ..saatnya menyederhanakan cinta, yang dahsyatnya terkadang sering bikin gila.. ”
dan isinya tentang bgmn cara mengembalikan cinta itu kmbali kpd ‘Pemiliknya’

Polimer Hati Ya Raab…Jika Engkau mengizinkan taktisitas yang dimiliki hati bersifat isotaktik[1] Dengan ikatan crosslink dalam fasa kristalin[2] yang membuatnya kian kuat.
Maka biarlah ikhtiar, kesabaran, tawakal dan keikhlasan menjadi atom kiral[3] yang semua gugus fungsinya berada pada satu sisi yang sama dari rantai utama bernama keimanan.Lantas, jika monomer hati kecil itu telah terbentuk, maka biarlah dia berpolikondensasi[4] dengan gugus fungsi jihad dari monomer ketakwaan tanpa merubah komposisi stokiometri dari keimanan itu sendiri.Perlahan tapi pasti, monomer monomer itu bergabung dengan derajat pertubuhan[5] yang terus meningkat.Menghsilkan DPn (derajat polimerisasi)[6] dengan masa molekul yang juga ikut membesar karena ilmu, hidayah dan petunjuk yang Engkau anugrahkan. Ya Raab…Hamba tau, bahwa ujian dan juga kesulitan yang Engkau berikan kepada setiap hambaMu adalah bentuk lain dari katalis yang akan membuat DPn dari hati yang sedang berpolimerisasi itu menjadi kian besar.Maka jika Engkau berkenan, hamba bersimpuh dan memohon hanya kepada Engkau disisa-sisa umur hamba yang masih Engkau titipkan. Biarlah hati yang menjadi jiwa hamba yang langsung Engkau nilai isi dan kadar pertubuhannya, menjadi Hati yang memiliki diameter polimer lebih besar dibandingkan dengan diameter gel dari kromatografi permiasi gel[7] yang ada. Agar hati ini makin sulit berpenetrasi kedalam pori pori ingkar akan perintahMu, lalai dari seruan rasulMu dan acuh akan indahnya kalamMu.Ya Raab…Di sisa nafas yang belum terputus hamba berharap hanya kepadaMu. Agar hati yang telah berpolikondensasi itu terelusi lebih mudah dan cepat dengan eluen-eluen ketakwaan yang mengantarkan hamba menuju keridhaanMu. Karena hanya Engkaulah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, tempat hamba bergantung dan memohon pertolongan. A.n. Andriana.Polisenawati Tulisan ini berdasarkan apa yang sudah saya pelajari di matakuliah Polimer dan degradasinya dan diajarkan oleh ibu Prof. Cynthia Linaya Radiman. Terimakasih banyak bunda ilmuku J. Semoga bermanfaat. [1] Polimer isotaktik adalah polimer yang kesemua gugus R dari atom atom C kiralnya berada pada satu sisi yang sama terhadap bidang rantai utama sehingga lebih mudah membentuk fasa kristalin yang lebih kuat dibandingkan dengan polimer ataktik yang membentuk fasa amorf[2] Kristalin dan amorf adalah salah satu pengelompokan jenis polimer berdasarkan fasa yang dimilikinya. Fasa kristalin memiliki rantai polimer yang teratur dengan dihubungkan ikatan yang kuat (misal ikatan hidrogen) dan gaya intermolekular. Sementara fasa Amorf memiliki susunan rantai yang acak dikarenakan interaksi antar rantainya lemah. [3] Atom C kiral adalah atom C yang mengikat 4 atom atau gugus fungsi yang berbeda satu sama lain. [4] Reaksi polikondensasi adalah salah satu cara polimerisasi yang merupakan reaksi 2 gugus fungsi dari monomer tanpa mengubah komposisi stokiometriknya (semua atomnya terpakai pada reaksi polimerisasi, tidak ada senyawa yang hilang). Jenis polimerisasi ini juga bisa mengalami pertumbuhan rantai dengan mengubah komposisi stokiometriknya. [5] Derajat pertumbuhan diidentifikasi untuk mengukur seberapa jauh polimerisasi tersebut sudah berjalan. Hal ini merupakan perbandingan antara jumlah gugus fungsi yang sudah bereaksi terhadap gugus fungsi mula mula.[6] Derajat polimerisasi adalah jumlah unit ulang pada polimer. Jika derajat polimerisasi atau masa molekulnya membesar maka polimer menjadi makin sukar larut. [7] Kromatografi permiasi gel merupakan salah satu teknik pemisahan polimer dengan melewatkan molekul polimer pada kolom kolom berpori dengan ukuran tertentu. Prinsip kerjanya : pori gel dari kolom mengeluarkan zat yang masuk dengan cara elusi oleh eluen. Bentuk pori dari kolomnya berurutan dari diameter yang kecil ke besar sehingga fraksi polimer yang dihasilkan pertama kali dari teknik ini adalah fraksi yang lebih besar dibandingkan dengan fraksi setelahnya. Prinsip lain yang penting dari pemisahan ini adalah kondisi dimana diameter polimer lebih besar dibandingkan diameter gel yang ada. Dengan demikian, maka polimer akan lebih sulit berpenetrasi (terperangkap) dalam gel dan akan lebih mudah terelusi oleh eluen. Proses elusipun berjalan lebih mudah dan cepat.
Seorang sahabat memberiku sebuah puisi tentang “cinta”. Membaca tulisan itu, diri seperti bermandikan busa lembut yang putih dan wangi. Gelembung-gelembungnya mengikat raga dan mereka membawaku terbang entah kemana….ke suatu dimensi tak bersudut tak berujung, yang sepertinya aku pernah kesana, tapi aku lupa entah kapan. Aku mengerti “cinta” yang dimaksud. Tapi izinkan aku untuk selanjutnya meletakkan kata CINTA itu dalam dua tanda kutip biar maknanya tak bias, tak lepas, dan tak lebur dengan makna cinta yang lain. Karena “cinta” yang dimaksud sahabatku itu adalah “cinta” antara sepasang manusia, lelaki-perempuan, yang serupa dengan “cinta” nya Adam-Hawa. Bukan CINTA-CINTA yang lain. Ada seseorang yang menggolongkan seperti ini : CINTA terhadap diri sendiri, CINTA antar sesama manusia, CINTA antara suami dan istri, CINTA antara orang tua dan anak, CINTA antara kerabat, dan CINTA antara Tuhan dan makhluk. Itu belum lagi CINTA-CINTA yang lain, yang jumlahnya mungkin ribuan, atau jutaan, atau entah berapa. Dari dulu aku terus berpikir dan mencari tahu, apa sih makna CINTA itu sesungguhnya. Kenapa kok bisa bermacam-macam seperti itu, padahal kata-katanya sama. Yang membuatku makin berpikir, kenapa CINTA harus disempitkan hanya pada “rasa antara lelaki dan perempuan saja”. Ah….dasar manusia. Yang ku ingin, manusia mempunyai sebutan tertentu untuk masing-maisng CINTA itu. Sekali lagi supaya tak bias. Tapi karena sulit, dan keterbatasan kata manusia, sampai saat ini aku belum menemukan istilah untuk masing-masing CINTA itu.Makanya, biarlah CINTA antara sepasang manusia itu kuberi tanda kutip. Dan ternyata CINTA itu bermakna sangat dalam. Dan bahkan tak hanya milik dunia manusia saja. Karena kalau kita ngomong CINTA berarti kita ngomong sifat atau rasa YANG ITU. Rasa seperti yang mungkin pernah kita semua rasakan : tunduk-patuh-hormat seperti CINTA pada orang tua, sayang-menolong-setia seperti CINTA pada sahabat atau sesama, merawat-menjaga seperti CINTA pada badan dan barang yang kita miliki, ingin memiliki-mengasihi-selalu bersama sampai bersatu tubuh seperti CINTA pada lawan jenis, sampai beriman dan bertakwa karena CINTA pada Tuhan. Seperti itulah RASA itu. Yang namanya rasa, tentu sukar dikatakan.Karena sukar diartikan, manusia hanya bisa mendekatinya dengan sifat yang dilahirkan CINTA itu. Seperti tunduk, patuh, setia, ingin selalu bersama, dan sebagainya itu tadi…. Dan RASA seperti itu juga dimiliki kucing, anjing, kuda, bunga, segala makhluk hidup sampai atom sekalipun, bahkan sampai benda-benda angkasa. Karena itulah, kupikir CINTA itu banyak jenisnya. Jutaan. Seperti CINTA nya proton dan elektron, yang romantis dan selalu ikhlas, tunduk pada hukum Tuhan, si elektron berputar mengelilingi proton dengan tak kenal lelah, tak jauh beda dengan ketundukan planet-planet mengelilingi bintangnya. Mereka berpadu, bersama, saling setia membentuk harmoni kehidupan mulai dari yang terkecil sampai terbesar. Juga seekor sperma, yang belum lagi punya otak itu, harus berjuang keras berenang menuju sel telur, bersaing dengan jutaan sperma lain. Padahal dia belum pernah ke tempat itu, tapi dia tahu kemana harus menuju, dan siapa yang harus dia temui….. Pernahkah kita berpikir, apa yang menyebabkan sperma bisa tertarik pada sel telur ? Atau memang hal itu terjadi karena MEMANG SEHARUSNYA terjadi ? tanpa harus kita ketahui dan konyol untuk mencari tahu apa sebabnya ?Aku hanya bisa menyebut satu kata untuk hal itu : CINTA. Karena CINTA itulah, sperma berjuang mati-matian menjumpai sel telur. Karena KETUNDUKAN nya pada HUKUM di balik itu semua.HUKUM Tuhan yang digariskan atasnya. Juga HUKUM atas elektron, dimana ia harus terus berkelilling proton.Juga HUKUM atas bulan, dimana ia harus terus mengelilingi bumi.Juga HUKUM atas apel, dimana ia harus selalu jatuh ke bawah.Juga HUKUM atas udara, dimana ia harus selalu pergi ke tempat dengan tekanan lebih rendah.Juga HUKUM yang berlaku atas semua benda di semesta ini.Dan HUKUM itulah yang disebut TAKDIR. Dan KETUNDUKAN-KETUNDUKAN itu, kerelaan tiap benda untuk menjalani takkdirnya itu, adalah wujud CINTA terindah di dunia ini. Juga ketertarikan kita pada lawan jenis, karena kita memang diharuskan TUNDUK pada HUKUM Allah, bahwa tiap pasang manusia itu selalu diberi RASA untuk memiliki dan juga nafsu, agar manusia tetap lestari, terus beranak-pinak. TUNDUK pada hukum Allah, aku pikir, adalah tingkatan CINTA tertinggi, seputih dan semurni-murninya CINTA. Cinta yang paling ABADI. Yang tak tertandingi. Dan kita, juga lingkungan sekitar kita, selalu merasakannya tanpa tersadar. Dan “cinta”……CINTA dalan tanda kutip itu, juga salah satu wujud ketundukan kita pada Tuhan. “Cinta” memang indah……Tulisan sahabatku kemarin itu sudah lebih dari cukup untuk sekedar menggambarkan keindahannya. Memasuki dunia “cinta”, seperti terperangkap dalam ruangan luas yang harum, bertaman bunga-bunga emas, langit-langit berwarna biru yang bertaburan bunga-bunga…….ah! aku tak sanggup dan tak begitu pandai menggambarkannya……aku yakin, anda lebih tahu bagaimana suasana ruangan itu. Tapi kenapa kusebut RUANGAN ? Karena “cinta” masih berbatas bagi sepasang manuisa yang merasakannya, tetapi ABADI untuk sementara, bagi zaman sesudahnya.Batas itu, menurutku adalah MAUT. Sepasang manusia tak mungkin selamanya akan bersama, berbagi, saling mengerti, berkasih kasih, bersatu tubuh dan nafas.….Seperti yang sering diucapkan orang yang dimabuk asmara : aku men”cinta”imu sampai MATI. Mati itulah batasnya. Seperti “cinta” nya Adam-Hawa. Mereka berdua sudah mati. Tapi bagi ZAMAN SESUDAHNYA, “cinta” mereka tetap ABADI untuk sementara waktu…..Aku dan kamu, juga jutaan manusia lain, adalah buah dari “cinta” mereka. Darah yang mengalir dan tulang putih yang kuat mencengkeram daging dalam tubuhku dan tubuhmu, adalah wujud nyata “cinta” mereka berdua…..Kisah “cinta” mereka akan selalu abadi, meski mereka sudah tak ada lagi….ABADI untuk SEMENTARA…..karena kisah ini pun suatu saat PASTI berakhir, berbatas.Batas kisah “cinta” mereka adalah KEMATIAN BESAR nanti, kehancuran jagad seisinya. Saat dimana Sang Pemilik CINTA mengakhiri kehidupan, menarik CINTA yang dianugerahkanNya pada seisi dunia, untuk diganti dengan CINTA-Nya yang lain….. CINTA, termasuk “cinta”, memang anugerah terindah. Kisahnya tak akan pernah lapuk sampai akhir zaman. Cerita “cinta”, meskipun selalu dan selalu berulang dari masa ke masa dengan kisah yang sama, tak pernah manusia merasa bosan. Ribuan kata-kata manusia sepertinya tak akan pernah habis untuk menggambarkan dan menuliskannya. Kerap kali “cinta” membuat kita bersedih, menangis, tertawa, atau sekedar memejamkan mata merasakan kenikmatan sesaat….. [puisi]Cinta itu sepertiCinta itu seperti angin…Bebas, mengembara tanpa batas.Menuju satu arah tertentu saat berlaluKadang berhembus sejuk, kadang membabi buta.Karena cinta itu seperti angin.Maka rasakanlah saat dia menghampiri dan meniupmu dalam sesuatu bernama asmara. Cinta itu seperti laut. Dalam. Menyimpan banyak hal. Misterius dalam sebuah ketenangan. Karena itu kadang cinta sulit dirasakan. Sulit disadari. Sulit diakui. Karena cinta itu seperti laut. Jangan sampai kamu terhanyut…Cinta itu seperti siang Tak akan pernah abadi karena kehdiran malam Tapi lengkap saat rembulan datang bersama kerlipan bintang Karena cinta itu seperti siang, maka cinta itu adalah kamu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar