Rabu, 10 Juni 2009

Planet bumi: menghindari rumah panas dan rumah es masa depan


Gambar ini menunjukkan persebaran es maksimum pada belahan utara bumi pada zaman es terakhir. Dengan mengendalikan emisi bahan bakar fosil kita mungkin mampu menunda berawalnya zaman es selanjutnya selama 500 ribu tahun, seperti dalam riset terbaru jelaskan. (Credit: Dr. Martin Jakobsson, Stockholm Geo Visualization Lab)
ScienceDaily (Feb. 19, 2009) — Dengan mengendalikan emisi bahan bakar fosil kita sangat mugkin mampu menunda bermulanya zaman es mendatang, kesimpulan dari riset terbaru Niels Bohr Institute at University of Copenhagen.
Dari sudut pandang sejarah bumi, kita hidup di masa dingin. Tantangan iklim terbesar umat manusia yang harus hadapi adalah selamat dari zaman es yang mendominasi iklim pada beberapa juta tahun terakhir. Maka tidaklah mengherankan kalau kembali pada ilmuan 1970an seperti klimatolog Uni Sovyet Mikhail Budyko menyambut pemanasan global buatan manusia dari emisi CO2 sebagai cara mencegah kita dari zaman es masa depan. Dan masih banyak orang merasa kalau meneruskan emisi bahan bakar fosil tinggi adalah baik untuk alasan ini. Namun apakah pemanasan global ini akan menghasilkan hal yang diinginkan ini?
Dalam sebuah paper terbaru, Professor Gary Shaffer dari Niels Bohr Institute, University of Copenhagen, dan juga pemimpin tim riset di Danish Center for Earth System Science (DCESS), menggariskan sebuah cara menjaga agar bumi tetap panas selama setengah juta tahun ke depan.
Membangun lapisan-lapisan es
Zaman es bermula saat kondisi pada lintang tinggi utara memungkinkan turun salju musim dingin pada musim panas selama beberapa tahun untuk mengumpulkan dan membangun lapisan es. Kondisi demikian tergantung terutama pada radiasi matahari musim panas di sana dan konsentrasi CO2 atmosfer. Radiasi termodulasi pada skala waktu 20.000, 40.000 dan 100.000 tahun dengan perubahan orbit dan orientasi bumi. Radiasi matahari musim panas kritis untuk memulai pertumbuhan lempeng es dapat lebih rendah secara signifikan untuk CO2 atmosfer tinggi dengan efek pemanasan globalnya.
Professor Shaffer membuat proyeksi panjang pada 500 ribu tahun kedepan dengan DCESS Earth System Model untuk menghitung evolusi CO2 atmosfer pada beragam strategi emisi bahan bakar fosil. Ia juga memakai hasil dari model lempeng es iklim tersetel untuk ketergantungan pada CO2 atmosfer pada radiasi matahari musim panas kritis di lintang utara tinggi untuk onset zaman es.
Hasilnya menunjukkan pemanasan global hampir 5 derajat Celsius diatas sekarang untuk skenario “bisnis seperti biasa” dimana semua karbon bahan bakar fosil sebanyak 5000 miliar ton terbakar dalam beberapa abad ke depan. Dalam skenario ini zaman es selanjutnya akan tiba 170 ribu tahun yang akan datang.
Karbon dapat menunda zaman es
Walau begitu, untuk skenario manajemen, dimana bahan bakar fosil yang dipakai dikurangi 20% di tahun 2020 dan 60% di tahun 2050 (dibanding tingkat tahun 1990), pemanasan global maksimum kurang dari satu derajat celsius diatas sekarang. Reduksi yang sama pada bahan bakar fosil telah diajukan oleh beragam negara seperti jerman dan inggris.
Dalam skenario ini, denyut pembakaran dari bahan bakar fosil yang tersisa dipakai untuk meningkatkan muatan CO2 atmosfer cukup tinggi dan lama untuk mencegah zaman es dengan radiasi musim panas minima selama mungkin. Dengan cara ini iklim antar glasial yang sekarang meluas hingga sekitar 500 ribu tahun, tiga kali lebih panjang dari kasus “bisnis seperti biasa”.
Peraturan iklim yang berharga
“Tampaknya jelas kalau zaman es kuat di bumi telah terjadi pada beberapa tahun terakhir di bumi sesuai dengan penurunan tingkat CO2 di atmosfer. Tingkat CO2 atmosfer kita sekarang adalah 385 bagian per juta sudah lebih tinggi dari sebelum transisi ke zaman es itu” catat Professor Shaffer dan menambahkan kalau “orbit atmosfer bumi hampir melingkar saat ini menunjukkan kalau minimum masa kini pada radiasi musim panas di lintang utara tinggi tidak terlalu dalam. Kita telah meningkatkan cukup CO2 atmosfer untuk zaman es selanjutnya selama paling tidak 55 ribu tahun ke depan untuk setup orbital sekarang”.
Ia menyimpulkan kalau “Bahan bakar fosil mungkin terlalu berharga untuk mengatur iklim jauh ke masa depan untuk memungkinkan ia dikonsumsi dalam beberapa abad ke depan. Harga pemanasan global ekstrim untuk menghindari zaman es adalah tinggi dan tidak perlu dibayar.”
Referensi jurnal
1. Shaffer, G. Long time management of fossil fuel resources to limit global warming and avoid ice age onsets. Geophys. Res. Lett., 36, L03704 DOI: 10.1029/2008GL036294

Tidak ada komentar:

Posting Komentar